Konflik Lahan Air Bangis, Ahmadi Chaniago: Kembalikan Tanah ke Pemilik Ulayat

    Konflik Lahan Air Bangis, Ahmadi Chaniago: Kembalikan Tanah ke Pemilik Ulayat

    SUMBAR - Konflik lahan di Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang terjadi beberapa hari ini mendapat tanggapan serius dari berbagai unsur tokoh masyarakat.

    Diantaranya, Ahmadi Chaniago tokoh Minang asal Pasaman Barat yang lama melintang di Batam, Kepulauan Riau.

    Ahmadi menilai konflik lahan di Air Bangis itu perlu mendapat perhatian serius dari Gubernur Sumbar. Jika tidak ditangani dengan serius, dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi semua.

    “Gubernur sebagai pimpinan di daerah itu sebaiknya mencarikan solusi, dan titik terang dalam penyelesaian konflik tersebut. Cari titik mufakatnya, sehingga tidak ada yang menjadi korban. Apalagi saat demo itu juga melibatkan perempuan dan anak-anak, ” kata Ahmadi pada Senin, 7 Agustus 2023 di Batam.

    Ahmadi mengungkap, di wilayah Minangkabau dikenal dengan adanya tanah ulayat. Tanah ulayat itu dikelola oleh ninik mamak adat setempat yang diperuntukkan kepada anak, kemenakan serta kemaslahatan nagari.

    “Persoalan tanah hutan produksi ini mesti dikembalikan ke pemilik awal hak ulayat yaitu Niniak Mamak Nagari setempat (Air Bangis). Tanah itu dapat digunakan untuk kegiatan investasi demi kehidupan anak cucu kemenakan ke depan nya.

    Ahmadi menambahkan, tujuan pembangunan proyek strategis itu sebagai investasi dan wisata internasional. Ia meminta kepada pihak kepolisian untuk menegakkan hukum secara humanis kepada masyarakat.

    “Pihak kepolisian diminta melakukan penegakkan hukum secara humanis dan profesional kepada masyarakat Jorong Pigogah, Air Bangis. Kita menginginkan terciptanya suasana kondusif di Pasaman Barat. Terkhusus, proyek strategis ini merupakan investasi dan wisata internasional untuk kemajuan masyarakat Air Bangis nantinya, ” pungkas Mantan ketua IKPB ini. 

    Ahmadi sendiri pernah sekolah di Ponpes Darul Mursyidin Kapa. Ponpes ini didirikan oleh H. Muzardin Syeikh Musthafa Kamal, pinpinan persulukan Tareqat Naqsyabandiyah di Lubuk Landur. Ahmadi banyak belajar teori dan kerohanian kepada Syeikh Musthafa Kamal tersebut.

    Menikah dengan Gadis Pariaman, Ahmadi memulai kehidupan baru di Kota Batam, Kepulauan Riau. Kurang lebih 30 tahun Ahmadi berkiparah di sana.

    Berikut profil singkatnya:

    Nama: Dr. (C) Ahmadi Chan, S. Pd, M. Pd

    TTL: Batang Saman, 3 April 1981

    Suku: Minang (Chaniago)

    Pendidikan :

    - S1 STAI Yaptip Pasaman Barat (Pendidikan Agama Islam)

    - S2 (Magister Pendidikan Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Jatim)

    - S3 UIN Syarif Kasim Riau

    Pengalaman :

    - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kepulauan Riau.

    - Ketua Ikatan Keluarga Pasaman Barat (IKPB) Kota Batam.

    - Pimpinan RRI Stasiun Produksi Batam.

    - Pimpinan Yayasan Pendidikan dan Panti Asuhan Darul Muhith Kota Batam.

    - Pimpinan Cabang PWI Reformasi Kota Batam.

    - Pimpinan Ikatan Sarjana NU Kota Batam.

    - Dosen Universitas Putra Batam.

    - Dosen Politeknik Negeri Batam.

    ***

    padang sumbar
    Adi Kampai

    Adi Kampai

    Artikel Sebelumnya

    Sorot Aksi Sosial Andre Rosiade sebesar...

    Artikel Berikutnya

    Jadi Tamu Khusus Azwar di Bayang, Bakri...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Tony Rosyid: Ikut Pilgub Jakarta, Anies Disambut Antusias Para Pendukungnya
    Perkuat Sinergitas Dalam Penanganan Kasus Kekerasan, DP3AP2KB Gelar Rakor Lintas Sektoral
    Pemko Payakumbuh Apresiasi SMPN 4 Pada Gelar Wisuda Tahfiz Kedua Kalinya
    MTsN 10 Pesisir Selatan Adakan Acara Perpisahan Kelas 9 Sebanyak 192 Orang, Kepala Madrasah Tidak Hadir
    Luar Biasa, Pemko Bukittinggi Kembali Raih Opini WTP Kesebelas Secara Berturut- Turut

    Ikuti Kami